Kamis, 14 Oktober 2010

Cinta Palsu

Adakah engkau disampingku saat musik berhenti berlagu?
Inginku kau memelukku tatkala aku menangis?
Adakah kau berusaha mendampingi?
Saat rasa putus asa datang menyergap?

Apakah engkau melindungiku dalam pelukanmu?
Menjagaku dalam segala marabahaya,
Atau merebut hatiku dalam pesonamu,
Dengan sapuan jemarimu di rambutku?

Atau kau hanya melihat kesempatan,
Tuk mendapatkan yang kau inginkan?
Kau lihat aku sedang mengalami kepedihan,
Dan kauputuskan untuk memanfaatkan.

Bodohnya aku, tertipu olehmu,
Kita berdansa dan aku menyanyi,
Tak kukira aku keliru,
Dengan bahagia kumainkan peranku.

Kini aku bertanya-tanya,
Kenapa aku bisa mengira,
Kau dengan aku benar-benar jatuh cinta,
Tanpa sesal akan apa yang telah kita lakukan.

Aku takut akan perasaanku,
Setelah tahu, cintamu palsu,
Rasanya hantiku tak akan sembuh,
Sebab yang bisa aku lakukan hanyalah berlari menghindar.

Lari dari masa depan, tapi terutama masa lalu,
Lari menembus pandang dan hutan,sekencang mungkin,
Menembus sinar bulan yang menimpa,
Wajahku yang penuh air mata.

Kuberdoa kau tak jadi pergi,
Agar bisa satu hari lagi kumiliki,
Kuingin kau tidak berbalik,
Meninggalkanku sendiri di tempat ini.

Tapi sudah terlalu lama kubohongi diri sendiri,
Menganggap cinta kita bukan lagu yang tragis,
Dan kurasa kau'kan pergi juga,
Tak ada lagi waktu yang tersisa.

Kan kucoba tersenyum nanti, saat kau meninggalkanku,
Biar kumenangis saat kau pergi,
Kau begitu tabah, akupun juga bisa demikian,
Walau hatiku begitu pedih.

Dan akan kuhadapi dunia ini seorang diri,
Dunia sedingin es dan sekeras batu,
Sampai cinta sejati datang menyapa,
Taka ada lagi rasa takut yang tersisa.

Tapi jika cinta kita telah lama berlalu,
Saat kita telah melanjutkan langkah,
Dan sangat kuberbaring seorang diri,
Kenangan tentangmu akan ada di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar